Home » » Minang

Minang

Written By azai fata on Selasa, 17 Januari 2012 | 19.38.00

Kawan-kawan

Ini adalah petang, ketika bumi padang terguncang

Ketika tangan bumi minang terbang

“kalau engkau ingin tahu kawan’

Bagaimana saat itu sosok bumi minang

Yang cantik gemilau mulai robek terguncang

Seperti chaeril anwar yang telah hinag itu

Tapi paksa hatimu masuk dalam bola mata anak itu

Mata mungil seorang bocah minang di sudut sana

Mata yang sampai saat ini menangis tersedu-sedu

Dan ia tak tahu lagi ini itu

Tersimpan tantang….

Tentang lima menit sebelum semuanya begini malang

Tentang lima menit sebelum ia merengek minta uang

Minta uang pada bunda kandung

Juga…

Tentang lima menit ayah yang baru pulang dari ladang

Tentang terakhir ia mencium tangan kasair

Pekerja pagi ptang itu…

Ayah ….(hikss..)

Kawan-kawan.

Tenggelamkanlah dirimu pada air mata nan tergenang itu

Isi semua hatimu dengan semua wajah malang itu

Lihat dalam-dalam, lebih dalam lagi.

Kawan… lalu aku katakan…

Adik sayang…

Ayah bundamu memang…

Memang telah dipanggil maha penyayang

Uni uda-mu memang pergi sayang

Tapi jangan kira

Tak ada lagi yang menatapmu dengan sayang

Tapi jangan sangka

Masa depanmu telah hilang

Tidak, tidak akan begitu adikku.

Setelah itu, katakn dengan lembut, kawan

Nuaimy ini juga saudaramu adik tanpan

Dan

Maka ulurkanlah tanganmu

Niscaya kami akan memelukmu

Karna kau adalah bagian dari tubuhku

Pula tubuh dia

Pula tubuh mereka

Makanya adikku…

Menangis… jangan!

Takut… jangan!

Cemas… jangan!



13 Oktober 2009

Moh. Ridwan

15.45

0 komentar:

Posting Komentar