masih saja angin berhembus dari arah depan
masih saja lidah membekukan kata
dan masih saja kaki kaki hujan itu melahirkan jeram
ingin kutulis sesuatu yang indah
namun kembali kumenyerah pada sajak sajak kelam
seperti sebelumnya
saat mengalir dikepala
seperti insting ataupun naluri
atau kecenderungan dalam memilih
akan halnya seorang pria yang lebih suka untuk didorong
ataupun wanita yang lebih memilih untuk dituntun
warna warni yang memburamkan logika
suara suara yang mencampur adukkan emosi
semua menjadi ironi teatrikal hidup anak manusia
menari mencemooh tapi menggoda disaat bersamaan
menangis dan tertawa dalam satu waktu
jika kemarin terasa lebih mudah dari hari ini
mengapa harus menjadi isyarat dari sebuah bencana
masih saja bunga itu menguncup sepanjang tahunnya
masih saja angin berhembus dari arah depan
masih saja lidah membekukan kata
dan masih saja kaki kaki hujan itu melahirkan jeram
Jefry Ardi
1 januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar