Pukul 15:19
Perjalanan Bulak
Kapal Bekasi hari ini terasa berbeda,,, begitu banyak masjid-masjid
berdiri dengan megahnya, dengan mimbar-mimbar kualitas no wahid untuk
seorang penceramah.
Mayasari Bakti, sedikit merapat ke torotoar,
sembari para penumpang berebut menaikinya dan aku di antara mereka.
Kursi masih kosong, -kanan tiga kiri dua- maklum ekonomi. aku
mengambilnya deret ke tiga dari depan. beberapa saat, sepasang suami
istri naik dan mencari tempat duduk kosong.
" di sini ja bu,,," si bapak yang terlanjur duduk di belakangku.
si ibu diam saja, dia sudah duduk masnis di kursi lain (sisi kanan dengan tiga kursi) namun masih satu deret denganku.
" bu...." panggil si bapak. seraya mendekati si ibu, hingga keduanya duduk berdampingan.
bus berhenti sejenak sebelum memasuki gerbang tol timur, rupanya ada penumpang yang hendak naik bis itu.
ya,,, ternyata benar, para penumpang bergegas naik dan mencari tempat duduknya masing.
bus
masuk tol, aku melihat ke samping, namun tak ada penumpang yang duduk
di samping suami-istri tersebut -entah tidak berani, atau yang lainnya-.
perjalananku, mulai digaduhkan para pedagang asongan...
" anggur,,, anggur,,, anggur" sang pengasong menawarkan jualannya.
" anggur" tiba-tiba sepatah kata yang keluar dari mulut si ibu.
" berapa?' si bapak bertanya...
maaf,
untuk harganya aku tidak ingat lagi, kalau tidak salah 2000 rupiah.
waw, 2000 rupiah hanya lima butir. mahal sekali, pikirku...
" kok dikit bang? " si bapak rupanya mengiyakan pikiranku, sambil meraba-raba uangnya buat bayar.
sejak itu aku sadar bahwa sepasang suami-istri itu ternyata tunanetra.
" bang, ada kacang?"
" ada"
" beli bang sekalian ma anggurnya, berapa bang?"
" semua 5000 rupiah"
si bapak langsung membayarnya dengan uang pas. walau ia tunanetra, mungkin ada keramahan Tuhan (???)
aku
melihatnya lagi. begitu indah, satu bungkus kecil kacang bawang,
dinikmati berdua, lima butir anggur terasa banyak jika dinikmati
bersama. begitu mesra. kenapa kebahagiaan tidak ada dalam hatiku
.-pikirku-
tanpa terasa, sampailah di jati bening...
bus berhenti sejenak,,, ada penumpang naik... dan seorang pengamen yang mencari nafkah di jalanan.
pengamen mulai beraksi dengan lagunya yang di-merdu-kan.
aku menoleh pada sang bapak, ternyata ia mulai mengambil uang receh untuk pengamen tadi...
aku mulai tersentuh,,,,
ini rasanya melebihi khutbah-khutbah jumat yang terdengar seminggu sekali di setiap masjid yang berdiri megah tadi.
pikirku " tunanetra dan ringan tangan, cs atau vs ".
mengingatkanku bahwa hakikat hidup adalah hati, bukan jasad.
akhirnya,
aku memilih duduk mengisi kursi kosong di sampinganya,,,, dan ia mulai
bercerita.... bahwa ia sedang menuju Ciputat, di sana ada acara yang
dikemas PERTUNAS alias Perkumpulan Tunanetra Asri.
buspun keluar
tol, sebentar lagi sampai di UKI, ada seorang yang sedikit tua, ia mulai
bernyanyi, rupanya ia termasuk yang mencari nafkah di jalanan.
si bapak tidak ketinggalan memberinya receh dari tasnya. sebari berucap kepadaku " ia masih normal ".
aku lebih tertegun dengan ucapannya... ini juga mengingatkanku nahwa, " keikhlasan tidak menghalangi yang lemah membantu yang kuat"
aku turun dari bus,,,
karna bus yang saya naiki menuju K. Rambutan.
ternyata aku harus berpisah dengan sepasang suami-istri tadi.
terimakasih bapak dan ibu
0 komentar:
Posting Komentar