Dalam bus kota
Aku duduk di jok belakang….
Kota Jakarta….
Kota metropolitan
kota tempat orang berdasi di pangkalan
Senayan…. Sungguh indah menawan.
Jakarta kawan
Jiwaku melayang
Sejauh langit terbentang
Menyaksikan orang-orang….
Gaduh di balik gemerlapan
Di persimpangan, di setiap torotoar
Dan di sudut perkotaan,
Terhantam kemiskinan.
Seorang bocah dalam keterasingan
Berteduh di balik papan-papan
Menggigil kedinginan
Dan……
Kawan….
Kudengar suara indah perlahan
Isak tangis bocah itu… yang tak terhiraukan.
Terkalahkan gemuruh musik pabrik
Terdengar mencakar batin tercabik
Adikku sayang.. kau tahu waktu tak berbilang
Jangan air mata kau buang
Langkahkan kaki, jangan lihat belakang
Biar ia menjauh dan melajang

Oh….
Gelengan kepala bocah itu….
Hatiku bingung
Ia pilih predikat pemulung
Tak bisa menerka untung
Jakarta
Sungguh ku terlelap
Dan …
Aku tahu kala bapak selalu bersiap
Sungguh janjimu umpan
Menunggu mangsa kelaparan
Tak terhiraukan keikhlasan
Hanya permainan
Oh…
Saat kucari terbelenggu,
Dalam mushaf kehidupan Seolah dadu terlempar dalam…
Permainan ular tangga
Menimang mimpi lunglai tiada bertepi
Kemana oh Bapakku…
Kembara dengki di kursi kementrian
Kau bukan busung lapar
Atau terbelakang mental

0 komentar:
Posting Komentar