PERAHU KARAM

diri adalah sumber,,,
mari lepaskan petuah rima dengan segala warna

diri adalah cermin,,,
mari memesan ruang singgah pada tirai emas

diri adalah muara,,,
mari tepuk perlahan cucuran rintih permata

jangan katakan mereka mampu jika kita tak sanggup lukiskan diri kemampuan
jangan serukan mereka lengah jika kita gugup tentang diri akan kesungguhan

aku menelan berbagai obat
adakalanya menjadi pahit
atau manis buatan
hingga segalanya mengunyah lebih giat
tentang keselarasan antara pikiran semut dan gumanan para nelayan
seperti mencari sebongkah mutiara pada tumpukan sampah
dan di sekitarnya beribu keluhan mengerumuni....

jika saja para pujangga firman merasa kelelahan
bagaimana aku sang penikmat musik jalanan yang tak tahu ujung parit buatan bima

jika saja para pemikir sudah remuk dengan gundah
bagaimana aku sang penyembah teriakan keluh kesah menari bersama hayalan

jika saja para peneguk kehormatan memuai kesusahan
bagaimana aku sang pemungut masa kosong tanpa penghargaan aku katakan,,,

mari rapikan setiap ruas rusuk dan persendian....
hingga tak perlu lagi melukis indah nama-nama kita pada pohon rindang,,,
sedang para lebah bersedia memohon nektar di setiap langkah dan ucapan....

kembali "diri".... dan bahwa adalah berperan dalan setiap kebaikan dan keburukan....

pemuda adalah mereka yang sanggup mengatakan pada jiwanya "inilah aku"
tak perlu melempar sungging pada wajah terlampau jauh,,,,
jika kau akan sebut ini sebuah pelarian,,,, kuanugerahkan itu sebagai hak indahmu untukku....
walau menjadi petaka tak terharap singgah di bilik jantung kananku....

(ini sebuah hayalan kecilku yang sepantasnya tertempel di bagian tembok kamar kecil bagian belakang,,,, jika kau anggap ini sesuatu yang berharga,,, ambillah,,, dan bersihkan dari segala kotoran yang mesti hinggap,,, namun, jika ini akan menjadi petaka,,, bakarlah dan jangan sampai bau busuk asap mengepul memaksa berlalu lalang pada mahkota indra penciumanmu)

BEKASI
26/08/13
13:02

Tweet